Ternyata Ini Nikmat Terbesar yang Sering Kita Lupakan | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Ternyata Ini Nikmat Terbesar yang Sering Kita Lupakan | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Dan selalu kita berusaha bersyukur atas nikmat yang paling besar. Nikmat yang dikatakan oleh para ulama bahwa nikmat dunia ini tidak bisa disaingi oleh nikmat apapun. Nikmat waktu hadirin sekalian, nikmat waktu dan nikmat bagaimana waktu itu kita gunakan untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena nikmat itu banyak, nikmat itu bertingkat-tingkat, nikmat ada yang induk dan ada yang cabang. Dan ulama mengatakan induk dari kenikmatan dunia adalah waktu, bukan uang, bukan harta, bukan jabatan, tapi waktu. Karena dengan waktu itulah manusia akan mendapatkan semuanya. Kita punya semua, kita punya semua harta dunia tapi kalau kita nggak punya waktu dari Allah Apa artinya harta tersebut?. Harta itu hanya jadi warisan untuk anak dan keluarga kita. 

Waktu adalah nikmat yang paling mahal, waktu adalah nikmat yang paling mewah, nikmat waktu adalah nikmat yang tidak bisa diganti dengan harta dunia. Harta yang lepas bagi dari diri kita pada hari ini pada pekan ini bisa kita rebut kembali tahun depan bahkan bisa kita dapatkan lagi 6 bulan yang akan datang bahkan mungkin sebulan yang akan datang tapi detik demi detik waktu yang melewati diri kita nggak bisa ambil kembali. 

Makanya ulama kita mengatakan ketika kita bicara waktu, kita berbicara tentang diri kita sendiri. Sebagaimana engkau adalah waktu itu sendiri. Apabila berlalu sebuah hari, maka sejatinya yang berlalu bukan sebuah hari semata, tapi yang berlalu adalah sebagian diri kita. Lalu sebagian dari kita, lalu sebagian diri kita lalu sebagian dari kita sampai hari ajal kita. Maka berakhirlah diri Anda secara utuh dari atas sampai bawah ubun-ubun sampai kaki. 

Maka perjuangkanlah waktu sebagaimana kita memperjuangkan diri kita sendiri. Perjuangkanlah waktu sebagaimana kita memperjuangkan diri kita sendiri dan jagalah waktu sebagaimana kita menjaga diri kita muliakan. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan apa yang diminta oleh orang-orang yang dibakar di hari kiamat kelak yang dihancurkan dan disiksa pada pada saat di neraka. Pada saat itu apa yang mereka minta?. Apa yang mereka teriakan?. Apa yang mereka harapkan dari Rabbul alamin?. 

Allah menjelaskan dalam surat Fathir ayat 37 dan mereka berteriak-teriak di dalam api neraka, mereka mengemis-ngemis kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam api neraka, mereka mengemis di tengah-tengah siksaan, di tengah-tengah pembakaran. Apakah mereka minta harta mereka?. Apakah mereka meminta properti-properti mereka?. Apakah mereka meminta semua harta benda mereka untuk menjadi pendamping mereka?. Tidak!!. Ya Allah keluarkan kami, keluarkan kami, keluarkan kami agar kami bisa beramal, amalan yang selama ini kami tidak kerjakan di dunia. Kasih kesempatan untuk kami, kasih waktu untuk kami agar kami bisa beramal dengan amal yang berbeda dari yang kami lakukan pada saat di dunia. Mereka minta waktu, mereka minta kesempatan untuk beramal. Mereka lupakan seluruh ambisi-ambisi duniawi mereka pada saat mereka hidup. 

Mereka sudah tidak punya cita-cita mencapai derajat tertentu dalam karir mereka, nggak punya lagi cita-cita untuk mendapatkan harta dalam jumlah tertentu dalam kehidupan mereka. Mereka sudah tidak punya destinasi-destinasi indah yang ada dalam impian mereka pada saat mereka melakukan liburan. Yang mereka inginkan adalah keluarkan kami sehingga kami bisa beramal. Apa kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala?. "Bukankah kami sudah memberikan kamu waktu?", kata Allah "Bukankah kami sudah memberikan kalian umur?", kata Allah. 

Waktu yang cukup untuk digunakan bagi orang yang ingin mengambil pelajaran, yang ingin mengingat Allah tabaraka wa ta'ala, yang ingin menjadi baik, yang ingin menjadi shaleh, yang ingin sujud dan rukuk kepada Allah. Allah tidak mengatakan Bukankah saya sudah memberikan Anda harta?. Nggak mengatakan Bukankah kami sudah memberikan Anda mobil?. Bukankah kami sudah memberikan Anda karir?. Tidak !!. Tetapi Allah mengatakan Bukankah kami telah memberikan kalian waktu?. Bukankah kami sudah memberikan kalian waktu?.

Renungkan ....